Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sukses Ternak Ikan Nila dengan Sistem Bioflok

duniaikan.info - Saya adalah seorang peternak ikan nila yang sudah berkecimpung di bidang ini selama 5 tahun. Saya ingin berbagi pengalaman saya tentang bagaimana saya bisa sukses ternak ikan nila dengan sistem bioflok yang menguntungkan dan ramah lingkungan.

Saya mulai tertarik dengan sistem bioflok ketika saya membaca sebuah artikel di internet yang menjelaskan tentang keunggulan sistem ini dibandingkan dengan sistem ternak ikan konvensional. Sistem bioflok adalah sistem yang menumbuhkan mikroorganisme yang berguna bagi ikan. Dengan adanya mikroorganisme yang tumbuh di kolam, maka terciptalah sumber pangan alami dengan protein tinggi yang sangat bermanfaat bagi ikan. Tentu saja hal ini akan mengurangi penggunaan pakan yang harus diberikan oleh peternak.

Selain itu, sistem bioflok juga membuat kualitas air menjadi lebih baik dan bahan organik didaur ulang menjadi flok yang dapat dimakan oleh ikan. Sehingga, limbah dan kotoran lebih sedikit, sehingga menjadi lebih ramah lingkungan. Sistem bioflok juga memungkinkan padat tebar ikan yang lebih banyak dan membutuhkan cahaya matahari yang minim. Hal ini sangat cocok untuk saya yang memiliki lahan terbatas dan ingin meningkatkan produksi ikan.

Cara Ternak Ikan Sistem Bioflok

Saya pun tertarik untuk mencoba sistem bioflok ini. Saya mencari informasi lebih lanjut tentang cara budidaya ikan nila dengan sistem bioflok secara lengkap. Saya menemukan sebuah artikel yang sangat membantu di situs GDM.id yang menjelaskan tahapan-tahapan yang harus dilakukan. Saya pun mengikuti langkah-langkah tersebut dengan seksama. Berikut ini adalah ringkasan dari langkah-langkah tersebut. 

Langkah 1: Persiapan Kolam

Saya menggunakan kolam bulat central drain berdiameter 3 meter dan kedalaman 2 meter. Saya membersihkan kolam dengan cara disikat sampai bersih dan mengisi air. Saya juga memasang instalasi aerasi di kolam dengan jumlah batu aerasi sebanyak 9 buah. Saya menyetel aliran oksigen dengan kecepatan 10 liter per menit.

Langkah 2: Pembuatan Media Bioflok

Saya menggunakan bahan-bahan berikut untuk membuat media bioflok: garam krosok 1 kg/m3, kapur dolomit 50 gram/m3, molase 100 ml/m3, probiotik dengan komposisi bakteri Baccilus sp. 10 ml/m3. Saya mencampurkan semua bahan tersebut dan menambahkan air secukupnya. Saya mengaduknya sampai tercampur rata dan menyemprotkannya ke seluruh permukaan kolam.

Langkah 3: Penebaran Benih Ikan

Saya menggunakan benih ikan nila ukuran 5-7 cm dengan jumlah 100 ekor/m3. Saya menyesuaikan suhu air kolam dengan suhu air tempat benih ikan berada. Saya melepaskan benih ikan ke dalam kolam secara perlahan-lahan.

Langkah 4: Pemberian Pakan

Saya memberikan pakan ikan nila dengan kandungan protein 30% sebanyak 3% dari bobot ikan per hari. Saya membagi pemberian pakan menjadi 3 kali sehari, yaitu pagi, siang, dan sore. Saya mengatur jumlah pakan sesuai dengan pertumbuhan ikan.

Langkah 5: Pemeliharaan Kolam

Saya melakukan pemeliharaan kolam dengan cara mengontrol kualitas air, seperti pH, suhu, oksigen terlarut, amonia, nitrit, dan nitrat. Saya juga mengamati perkembangan bioflok dan ikan. Saya mengganti air kolam sebanyak 10% setiap minggu. Saya juga membersihkan saringan dan saluran air secara rutin.

Langkah 6: Panen Ikan

Saya melakukan panen ikan setelah 4-6 bulan. Saya mengecek bobot ikan dengan cara menimbang beberapa ekor ikan secara acak. Saya menargetkan bobot ikan rata-rata mencapai 500 gram. Saya menjaring ikan dengan hati-hati dan memindahkannya ke wadah yang bersih. Saya menghitung jumlah ikan dan mengukur survival rate. Saya juga mengecek kesehatan ikan dan kualitas dagingnya.

Saya sangat senang dengan hasil panen ikan nila dengan sistem bioflok ini. Saya mendapatkan survival rate sebesar 90%, artinya hanya 10% ikan yang mati selama pemeliharaan. Saya juga mendapatkan FCR (Feed Conversion Ratio) sebesar 1,03, artinya untuk menghasilkan 1 kg ikan saya hanya membutuhkan 1,03 kg pakan. Ini karena kotoran ikan diubah lagi menjadi pakan oleh bakteri baik. Saya juga mendapatkan padat tebar ikan yang tinggi, yaitu 100 ekor/m3, artinya saya hanya butuh lahan sempit untuk memulai budidaya ikan. Saya juga mendapatkan ikan nila yang lebih cepat besar, sehat, dan berkualitas. Saya bisa menjual ikan nila dengan harga yang lebih tinggi dan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.

Saya sangat puas dengan sistem bioflok ini. Saya merasa sistem ini sangat menguntungkan dan ramah lingkungan. Saya berencana untuk mengembangkan usaha ternak ikan nila dengan sistem bioflok ini. Saya juga ingin membagikan pengalaman saya kepada teman-teman peternak ikan lainnya. Saya berharap dengan adanya sistem bioflok ini, usaha ternak ikan di Indonesia bisa semakin maju dan berkembang.

Demikianlah artikel yang saya buat tentang bagaimana saya bisa sukses ternak ikan nila dengan sistem bioflok. Semoga artikel ini bisa memberikan inspirasi dan motivasi bagi Anda yang ingin mencoba sistem bioflok ini. Jika Anda memiliki pertanyaan atau saran, silakan tinggalkan komentar di bawah ini. Terima kasih telah membaca artikel ini. Sampai jumpa di artikel selanjutnya.